GAS
rumah kaca (GRK) sebenarnya muncul secara alami di lingkungan. GRK
adalah gas-gas seperti CO2, N2O, CH4 yang ada di atmosfer yang
menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca (ERK) adalah kenaikan suhu
akibat pantulan panas dari bumi diperangkap oleh GRK. Dalam keadaan
normal dan seimbang, ERK ini amat berguna bagi kehangatan di bumi
sehingga kehidupan nyaman. Tanpa GRK dan ERK yang normal dan seimbang,
temperatur rata-rata bumi akan menjadi 33 derajat Celsius lebih dingin.
Akan
tetapi, sekarang konsentrasi GRK menjadi lebih banyak akibat ulah
manusia, seperti pembakaran bahan bakar minyak, penggundulan hutan,
serta menimbun sampah sehingga berdampak terjadinya pemanasan global.
Pemanasan
global adalah peristiwa peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi
akibat peningkatan jumlah emisi GRK di atmosfer. Pemanasan ini akan
diikuti dengan perubahan iklim, seperti peningkatan curah hujan di
beberapa belahan bumi sehingga menimbulkan bencana banjir dan longsor.
Sebaliknya di belahan bumi yang lain mengalami musim kering yang
berkepanjangan.
Beberapa dampak pemanasan global
terhadap kehidupan manusia di antaranya, lahan pertanian kehilangan
kesuburannya, iklim menjadi tidak menentu dan mengganggu pertanian serta
ketahanan pangan, sedangkan nelayan akan terganggu karena meningkatnya
intensitas badai.
Lebih jauh lagi, desa pantai
terancam abrasi dan tenggelam karena perubahan muka air laut. Kenaikan
permukaan laut hingga 15-95 cm diperkirakan akan menenggelamkan daerah
pantai pada tahun 2100. Pemanasan global juga meningkatkan jumlah tanah
kering dan kritis yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan, mencairnya gletser di kutub namun terjadi krisis air di
bumi, serta tatanan kehidupan perekonomian masyarakat rusak karena
meningkatnya bencana alam. Juga akan meningkatkan frekuensi kebakaran
hutan, memusnahkan berbagai jenis keanekaragaman hayati.
Selain
itu, pemanasan global berdampak besar bagi kesehatan manusia. Salah
satu penyakit yang kerap muncul akibat iklim yang tidak menentu adalah
mewabahnya penyakit paru-paru. Bahkan sebuah riset menunjukkan, kenaikan
suhu 1o C menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000 per tahun
akibat penyakit dan mutu makanan mengandung bahan kimia.
Menghemat BBM
Salah
satu solusi untuk mengurangi pemanasan global adalah dengan
mengefisienkan penggunaan BBM dan gas. Beberapa di antaranya yang dapat
dilakukan dengan mudah yaitu memilih produk dalam negeri karena produk
impor akan membutuhkan BBM yang lebih banyak. Mengemudikan kendaraan
dengan benar (ecodriving) juga akan menghemat BBM. Misalnya, tidak
mengemudi dengan agresif dan pindah ke gigi yang lebih tinggi secepat
mungkin juga jangan terlalu cepat saat pindah ke gigi yang lebih rendah.
Buat
janji untuk pergi bersama dalam satu mobil dengan keluarga atau teman
untuk menghemat BBM, jangan pergi sendiri-sendiri dengan mobil
masing-masing jika arah tujuan sama atau sejalan. Bisa pula dengan
bepergian dengan kendaraan umum yang sangat menghemat BBM karena dapat
membawa banyak penumpang (bis, kereta api, angkot) dibandingkan dengan
mobil pribadi. Berjalan kaki atau bersepeda di samping itu sangat baik
untuk kesehatan, juga dapat menyelamatkan bumi dari polusi kendaraan
bermotor.
Hijaukan pepohonan
Cara
lainnya tentu saja melestarikan hutan alam. Keberadaan pepohonan
berfungsi untuk menjaga keseimbangan pasokan air dan juga menjaga
kualitas udara dengan menyerap polutan udara seperti CO2 yang dapat
mengurangi kadar GRK. Pohon adalah pabrik oksigen bagi makhluk hidup.
Satu pohon besar dapat menyumbangkan oksigen untuk dua orang. Akar pohon
berfungsi menyerap dan menyimpan air sehingga membantu kita terhindar
dari banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Pepohonan
yang rindang dapat berfungsi sebagai AC alami karena dapat menurunkan
suhu udara di sekitarnya.
Jika masyarakat masih
saja kekurangan air untuk kebutuhan sehari-harinya, saat ini memang
sulit untuk mendapatkan kualitas air yang bagus. Meski begitu, kita
masih bisa menggantungkan kebutuhan akan air terhadap ketersediaan air
hujan. Beberapa cara untuk menampung air hujan di antaranya membuat
sumur resapan di bawah talang rumah, di halaman rumah atau di
taman-taman kota. Dapat pula menggunakan konsep biopori yang semakin
marak digalakkan juga merupakan cara yang baik.
Biopori
berfungsi untuk mengatasi banjir karena meningkatkan daya resapan air.
Serta untuk mengatasi sampah karena dapat mengubah sampah organik
menjadi kompos. Selain itu, biopori dapat mengurangi emisi dari kegiatan
mengompos sampah organik secara terbuka. Adanya biopori akan
menggemburkan dan menyuburkan tanah, dan juga akan mengatasi masalah
timbulnya genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk demam berdarah.
(Eva Fahas)***
1 komentar:
Nice info..... save the Earth GOOOOOOO!!!!! Green
Don't forget visit my blog OK http://hydrasoftware.blogspot.com
Post a Comment